Manusia dinilai oleh
manusia lain melalui tindakannya.
Tindakan seorang manusia sangat beragam, misalnya dapat dilihat dari cara berjalan yang
indah dan anggun. Penilaian seperti ini disebut
penilaian estetis (nilai keindahan).
Tindakan manusia juga dapat dilihat
berdasarkan cara makan atau berpakaian, dan ini terkait penilaian etiket (nilai tatakrama kesopanan).
Tindakan manusia juga bisa dilihat dari baik buruknya. Jika tindakan manusia
dinilai atas hal ini, dan itu dilakukan dengan sadar atas pilihan, atau dengan
perkataan lain: sengaja; maka faktor
kesengajaan menjadi penentu penilaian
baik-buruk. Penilaian seperti ini disebut penilaian etis atau moral.
*
Orang yang dalam tidurnya mendengkur tidak dikatakan mendengkur dengan sengaja. Seandainya ia dapat memilih, ia lebih suka tidak
mendengkur – kecuali ia mendengkur
dengan sengaja, dengan motif komunikasi: menunjukkan pada orang di sekitarnya
bahwa ia sedang tertidur nyenyak.
Begitu pula jika berada dalam keadaan
memaksa, yaitu dalam suatu situasi dimana ia tidak sengaja, melainkan terpaksa.
Misalnya, jika pengemudi menabrak seseorang yang sekonyong-konyong menyeberang
jalan, membuat pengemudi tidak sempat mengerem atau mengelak. Maka, ia berada
dalam keadaan terpaksa: situasi tidak memungkinkannya melakukan pilihan –
terkecuali ia memang berencana menabrak orang itu, dengan motif membunuh:
menghilangkan dengan sengaja nyawa orang
yang tidak disukainya.
Penguakan motif
komunikasi menjadi tugas ahli komunikasi, penguakan motif membunuh menjadi
tugas kepolisian atau ahli hukum.
Jadi, tugas etika adalah menguak
kesengajaan untuk menilai moralitas baik-buruknya suatu tindakan.
*
Pada bagian Ontologi kita telah menurunkan
definisi Ilmu Komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antarmanusia.
- Antarmanusia, artinya: ilmu ini hanya mengkaji komunikasi
antarmanusia dan tidak mengkaji selain daripada antarmanusia.
- Penyampaian pesan, artinya: yang dikaji
ilmu ini adalah tindakan manusia dalam penyampaian pesan dan semata-mata hanya pesan;
selain penyampaian pesan bukan merupakan obyek kajiannya.
- Usaha, artinya: pesan yang
disampaikan dilatari dengan kesengajaan, adanya motif komunikasi.
Dalam konteks Aksiologi, unsur kesengajaan penting
untuk melakukan penilaian etis. Tanpa
kesengajaan, tidak ada penilain etis terhadapnya.
Itulah sebabnya saya memilih berpijak pada Paradigma-3: pesan
disampaikan dengan sengaja, namun derajat kesengajaan sulit ditentukan.