Pembahasan sejauh ini menyimpulkan bahwa, pertama, penilaian moral
hanya terkait pada tindakan sengaja yang didukung oleh adanya kehendak
bebas. Itu pula yang menyebabkan Weber memberi istilah tindakan sosial dan bukan perilaku sosial.
Kita di sini menyebutnya sebagai tindak komunikasi. Tanpa adanya
kehendak bebas, tidak ada tindakan sengaja, membuat tidak ada penilain
moralitas baik dan buruk dari kacamata ilmu komunikasi.
Kedua, bahwa akar tindak komunikasi adalah falsafah hidup. Karena
itu, untuk memahami tindak komunikasi yang dilakukan manusia adalah
dengan melihat pada akarnya: falsafah hidup yang dianut, yang dapat
dilihat pada tiga soal pokok yang ingin dijawabnya, yakni dimana, apa, dan siapa.
Kembali pada kasus ketika Anda adalah seorang praktisi public relations
dari suatu perusahaan farmasi peneliti AIDS, dimana ternyata ayah
angkat Anda menyembunyikan fakta bahwa sejak beberapa tahun lalu telah
menemukan obat anti AIDS, namun tidak mengumumkannya ke masyarakat.
Akankah Anda sebarluaskan informasi ini, toh tidak ada orang lain yang tahu selain Anda?
Jawaban atas pertanyaan ini akan sangat tergantung pada posisi-posisi
bandul pendulum dalam falsafah hidup Anda: apakah Anda lebih
mementingkan duniawi, mementingkan materi yang Anda terima melalui
perusahaan selama ini, mendahulukan kepentingan diri sendiri, ayah dan
perusahaan? Atau, justeru sebaliknya? Kebahagiaan siapakah yang akan
Anda dahulukan?
Semua pilihan ada pada diri Anda, pada falsafah hidup Anda, dan
bermuara pada tindak komunikasi yang Anda lakukan. Rangkaian sebab
akibat berlangsung dalam diri Anda, namun bersifat humanistis, tidak
mekanistis, terjadi unik pada diri Anda, karena individu lain mungkin
melakukan pilihan yang lain.
Apabila tindak komunikasi yang Anda lakukan sesuai dengan hatinurani
Anda, maka Anda akan tersanjung, walau tidak ada yang menyanjung. Jika
bertentangan dengannya, seolah ada yang menghukum, Anda merasa “dikejar
dosa”. Maka bagi orang beragama, hatinurani adalah suara Tuhan. Ia
subjektif, melekat pada individunya, membuat positivisme menolak
masalah ini, karena baginya tidak ilmiah. Namun bagi nonpositivit, ini
alamiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar