4.15. Religiosisme

Berbeda dengan tiga aliran sebelumnya, religiosisme  berpendapat   tindakan baik adalah yang sesuai dengan kehedak Tuhan,  dan yang buruk adalah yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Adalah tugas teologi untuk menetapkan yang baik dan buruk.

Masalahnya, sesuai kodratnya, tidak semua manusia religius. Atau, ia religius hanya pada salah satu bidang kehidupan saja, sementara bidang kehidupan seorang  manusia sangat beragam.

Selain itu, jika kita serahkan semua kepada takdir, sulit melakukan bahasan selanjutnya :( 

*

Apabila mengkaji aliran-aliran filsafat moral yang lain,  pertanyaan tetap sulit  terjawab: apakah nilai yang tertinggi itu?  Apakah tujuan hidup manusia? Dalam pencapaian tujuan hidupnya, siapakah yang harus di dahulukan? Situasi selalu dilematis,   berlangsung  terus selama  manusia berkehendak,   menjadikannya dilema yang kekal.

Setelah mengkaji berbagai aliran filsafat moral yang ada, akhirnya kita sampai pada kesimpulan bahwa terdapat tiga pertanyaan pokok yang dicari manusia dalam hidupnya.  Untuk dapat mengkaji hal ini, mari kita “memilih”  tempat berpijak sebagai langkah awal, sebagai sudut pandang kita, yakni  pada salah satu paradigma atau sikap mental kita: eudominisme, yang menyatakan bahwa tujuan hidup setiap manusia adalah memperoleh kebahagiaan.

Berangkat dari sini,  maka sampailah  pada tesis: semua manusia ingin bahagia, tidak ada manusia yang tidak ingin bahagia. Namun, ukuran kebahagiaan manusia tidak ada yang sama.

Hakikatnya, manusia mencoba menjawab tiga pertanyaan pokok kehidupan, yaitu: 
  • Dimana  kebahagiaan itu ingin diraih?
  • Apa yang dapat memberi kebahagiaan?
  • Siapa yang harus didahulukan dalam mendapatkan kebahagiaan itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar