Banyak perbuatan manusia terkait
dengan tindakan baik dan buruk, tapi tidak semua tindakan adalah terkait baik dan buruk dari segi etika.
Anda menggaruk kepala dengan tangan kiri, tidak ada
kaitannya dengan moralitas. Anda
menerima gaji, menggunakannya terlebih dahulu untuk hobi atau kesenangan
bersama teman-teman dan baru memberi sisanya pada isteri, ini terkait moral. Karenanya, disebut tindakan moral.
Jadi, tindakan
moral adalah perbuatan manusia yang dilakukan dengan sengaja dan terkait
dengan penilaian baik dan buruk. Inilah
yang dipersoalkan oleh etika.
Sejauh ini kesimpulan kita
adalah: manusia dapat menentukan
tindakan, ia dapat memilih tindakannya.
Namun, yang dinilai etika hanya tindakan
yang terkait moral, dan disebut sebagai tindakan moral. Manusia dengan kehendak bebas dapat melakukan
pilihan moral.
*
Dalam pada itu
diakui adanya suatu situasi yang mungkin mengurangi atau bahkan menghilangkan kehendak bebas. Faktor internal
dalam diri manusia, misalnya: ketakutan,
kegelisahan, kebingungan, nafsu, dan kebiasaan. Semua ini menyulitkan kehendak
mengadakan pilihan. Anda ingin berhenti merokok atau bangun pagi, misalnya.
Walau Anda telah memilih untuk berhenti merokok atau bangun lebih pagi, nyatanya
Anda tetap merokok dan bangun siang. Hakikatnya, suatu kebiasaan harus diganti
dengan kebiasaan baru. Tanpa itu, kebiasaan lama tidak akan berubah, betapa pun
Anda menginginkannya.
Jadi, kebiasaan bangun siang harus diganti dengan
kebiasaan bangun pagi. Tanpa menumbuhkan kebiasaan baru untuk bangun pagi,
dijamin Anda akan tetap berada pada kebiasaan lama: bangun siang. Artinya, apa
pun juga, pilihan kehendak bebas tetap ada
pada diri Anda, bukan?
Sedangkan faktor eksternal yang mungkin menghambat
kehendak bebas, misalnya: intimidasi, ancaman, paksaan, siksaan fisik maupun
mental, atau penyakit.
Masalahnya, sebagaimana
diungkap, tindakan manusia sangat
beragam. Namun tindakan moral hanya terkait pada penilaian baik-buruk perbuatan dari segi etika: Anda menemukan
dompet di taman, akankah Anda kembalikan dompet itu dengan utuh? Anda seorang dokter, akankah Anda lakukan
aborsi atas gadis itu? Anda seorang wartawan, akankah Anda beritakan peristiwa
itu? Setiap pagi ibu Anda yang sakit harus diradioterapi dan tidak ada yang
mengantarnya ke rumah sakit, haruskah Anda tetap bangun siang dan ketika
dibangunkan menyampaikan “pesan kemarahan”, verbal maupun nonverbal?
Dalam melakukan perbuatannya,
manusia bebas melakukan pilihan. Tanpa kebebasan, tidak ada kesengajaan, tidak
ada penilaian moral dari segi etika. Sebaliknya, dalam kesengajaan, ada
penilaian moral atau disebut juga penilaian etis.
Dalam tindakan yang sengaja itu, dalam hubungan
antarmanusia, ia terkait dengan hak dan kewajiban: apakah hak Anda untuk bangun siang ataukah
kewajiban Anda untuk bangun pagi guna mengantarkan ibu ke rumah sakit?
Maka, penilaian
moral diartikan sebagai penilaian
atas suatu tindakan moral. Dalam hal
ini, yang menilai adalah budi manusia,
dan yang memutuskan serta
menghakimi adalah hatinurani. Artinya, alat yang berfungsi sebagai penilai moralitas adalah budi dan diputuskan oleh hatinurani
manusianya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar