4.6. Antideterminisme: Ada Kehendak Bebas


Berbeda dengan Determinisme, Antideterminisme  menyatakan atau mengakui adanya  kehendak bebas. 

Saya ingin menegaskan:  manusia dalam tindakannya memang terbatas pada kodratnya, yaitu kemanusiaannya. Sehingga, walau  pada dasarnya  memiliki kehendak bebas, manusia tetap dapat melakukan pilihan atas tindakannya.   

Sebagai materi alam,  manusia  mutlak terikat pada hukum-hukum alam – misalnya gravitasi,  atau usia: semakin tua manusia, semakin renta dirinya. Artinya, peralatan jasmaniah manusia yang bersifat materi  takluk pada hukum-hukum alam. Namun, roh manusia beserta peralatannya  – yaitu yang disebut  hatinurani, akal, dan budi – tetap dapat menentukan pilihan-pilihan atas tindakannya. 

Manusia  dengan akal budinya tidak takluk pada hukum-hukum alam, bahkan dapat menaklukkan alam.   

Faham inilah yang kita anut di sini: bahwa manusia selaku makhluk rohaniah memiliki kehendak bebas. Walau kakek-nenek Anda pemarah, Anda bisa memilih menjadi tidak pemarah. Walau lingkungan Anda penyamun, Anda bisa memilih untuk tumbuh menjadi ulama. Manusia dengan kehendak bebasnya dapat menentukan pilihannya sendiri.

>> Lihat Filsafat Ilmu Komunikasi: Kumpulan Catatan  tentang pengkritik Determinisme Henri Bergson dengan menglik di sini

Sebagaimana ulasan bagian Ontologi, saya berpendapat bahwa manusia memiliki peralatan rohaniah berupa hatinurani, akal, budi dan naluri. Peralatan rohaniah ini menghasilkan falsafah hidup, konsepsi kebahagiaan, dan motif komunikasi. Motif komunikasi  mendorong manusia melakukan tindak komunikasi, menyampaikan pesan kepada manusia lain dengan sengaja,  sehingga dapat dilakukan penilaian etis terhadapnya. Artinya,  manusia  dapat dan  harus bertanggungjawab terhadap setiap tindak komunikasi dan pesan yang disampaikan.  

*

Antideterminisme juga dapat dilihat pada Herbert Blumer yang menurunkan pemikiran simbolik interaksionisme. Menurut Blumer,  manusia bukan semata-mata organisme yang bergerak di bawah pengaruh stimulus, baik dari dalam maupun  dari luar,  melainkan organisme yang sadar akan dirinya.  Manusia mampu memandang diri sendiri sebagai obyek pikirannya sendiri dan berinteraksi dengan diri sendiri untuk mempermasalahkan, mempertimbangkan, menguraikan, dan menilai hal-hal tertentu yang telah ditarik ke dalam kesadarannya; dan akhirnya merencanakan serta mengorganisasikan tindakannya.  Blumer menyebut hal ini sebagai: konsep diri.

Dari “konsep diri” Blumer,  bagian Ontologi kita mengembangkan pemaknaan atas “konsepsi kebahagiaan”.  Dalam konteks ini, konsepsi kebahagiaan dapat dimaknai sebagai konsep diri  seseorang tentang kriteria kebahagiaan  pada berbagai bidang  kehidupan. Dalam usaha mewujudkan konsepsi kebahagiaan itulah motif komunikasi timbul, membuat manusia melakukan tindak komunikasi dengan menyampaikan pesan.

Dengan diakuinya kehendak bebas, berarti ada kesengajaan. Walau tidak selalu dapat menunjukkan batas-batasnya dengan mudah,  kita dapat membedakan mana tindakan yang disengaja dan yang tidak: mana kejapan mata yang disengaja dan mana yang tidak.   

Dalam kehidupan sehari-hari, kesengajaan menjadi dasar penilaian terhadap kesalahan  manusia.  Dalam pengadilan misalnya, salah tidaknya tertuduh dinilai berdasarkan sengaja atau tidaknya ia melakukan tindakan hukum.

Sengaja dalam konteks yang kita ajukan di sini  menunjukkan adanya pilihan.  

Anda memilih A atau memilih B? Apa pun pilihannya, Anda telah sengaja, karena telah memilih. 

Tidak memilih?  Ah, itu memilih juga! Memilih untuk tidak memilih. 

Jika tidak ada pilihan, maka dikatakan bahwa Anda terpaksa. 

Namun, pertanyaannya adalah: manakah diantara tindakan sengaja manusia yang dapat dikenai penilaian etis?  Untuk itu, mari terlebih dahulu mengkaji tindakan moral. 

1 komentar:

  1. Sports toto - Best bets and tips for today - Sporting100
    Sporting 100's betting advice benjamin moore titanium gives you powerbook g4 titanium the best betting titanium exhaust tips tips in football, horse racing, soccer and more. Don't miss 메이저 토토 사이트 out! titanium camping cookware

    BalasHapus